Rabu, 28 September 2016

Softskill - Sejarah Perkembangan Digital Cinema

 
sumber : www.cinemauk.org
 
Digital Cinema, mungkin istilah tersebut sudah tidak asing ditelinga kita. Tentu saja, hampir setiap hari kita menyaksikan film di layar televisi maupun di bioskop. Tapi tahukah kalian apa itu Digital Cinema? Bagaimana perkembangannya?. Pada kesempatan kali ini, saya akan menjelaskan secara singkat mengenai Perkembangan Digital Cinema.

Digital Cinema dapat diartikan sebagai penggunaan teknologi digital untuk menyalurkan atau memproyeksikan sebuah film (motion picture). Digital Cinema direpresentasikan oleh hitungan pixel horizontal, biasanya disebut 2K (2048 x 1080 atau 2,2 Megapixel) atau 4K (4096 x 2160 atau 8,8 Megapixel). Sebelum adanya Digital Cinema, para Sinematografi menggunakan gulungan atau rol film untuk memproyeksikan hasil karya mereka. Tentu saja ada banyak kendala dengan penggunaan rol film ini, karena semua rol tersebut harus diangkut ke bioskop agar dapat ditayangkan dan tentu saja jumlahnya tidak sedikit. Hal ini menuntut para pengembang dibidang Sinematografi mencari alternatif yang lebih memudahkan mereka dalam pendistribusian dan penayangan film tersebut.

Pada 1987, seorang ahli dari perusahaan Texas Instrument bernama Dr. Larry Hornbeck memulai pengembangan terhadap sebuah teknologi baru yang bernama Digital Light Processing(DLP) Projector. Pada 23 Oktober 1998, proyektor DLP dipublikasikan dan didemonstrasikan bersamaan dengan rilis film pertama yang didistribusikan menggunakan teknologi tersebut, yaitu The Last Broadcast. Walaupun pada rilis pertamanya DLP masih belum mencakup seluruh bioskop di Amerika, namun DLP berkembang sangat cepat.

Digital Cinema juga mengacu pada pendistribusian dokumen film. Sebelum DLP, film harus dibagikan ke bioskop-bioskop dalam bentuk rol film. Tentu ini sangat merepotkan, mengingat ada beberapa film yang menggunakan banyak rol film. Setelah munculnya DLP, format film berubah menjadi digital. Film dapat didistribusikan dengan cara yang lebih mudah dan praktis, misalnya melalui Internet, Optical Drive, ataupun berbentuk Blu-Ray.

Dibalik kesuksesan dan perkembangan Digital Cinema yang luar biasa cepat, ada beberapa produser film kenamaan Hollywood yang tidak terlalu menyukai Digital Cinema . Christopher Nolan, Paul Thomas Anderson, David O. Russel, dan Quentin Tarantino secara terbuka mengkritisi Digital Cinema dan menganjurkan untuk mengunakan film dan film print. Pernyataan yang paling terkenal adalah milik produser film legendaris The Godfather, Quentin Tarantino, yang mengatakan bahwa dia mungkin akan pensiun karena (walaupun dia masih dapat membuat film) dia tidak dapat memproyeksikan film dari kamera 35mm di kebanyakan bioskop di Amerika, karena perubahan yang sangat cepat ke Digital Cinema.

OK, hanya ini yang saya bisa jelaskan mengenai Perkembangan Digital Cinema. Semoga informasi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Thanks for Reading..!!