Sebuah film 4D menggabungkan, pengalaman sentuhan fisik dengan presentasi 3D. Meriam air, penggelitik kaki dan pendorong hanya sedikit dari banyak alat yang membuat penonton basah, geli dan terdorong demi segi hiburan.
Istilah 'Film 4 D' relatif baru tetapi penambahan efek fisik untuk film sudah lama tercipta. Pada tahun 1929, sebuah bioskop New York menyemprotkan parfum ke dalam auditorium selama acara musikal 'The Broadway Melody'. Penonton film horor 1959 'The Tingler' diberi kejutan listrik yang sudah disimulasi pada saat moment yang menegangkan. Produser film, William Castle, menjadi terkenal untuk gimiknya yang rumit seperti menaruh teriakan palsu dan kerangka karet di bioskop. Seperti 3D, kebaruan 4D segera mereda dan teknologinya dialihkan ke taman bermain selama tahun 1980 dan 1990-an.
Mengenai 5D, angggapan perbedaan teknologi 5D dengan 4D memang banyak, tapi sebenarnya tidak ada perbedaan. Penggunaan efek di auditorium seperti asap, hujan, petir, gelembung udara dan bau spesial sering dianggap orang-orang sebagai 5D. Sebenarnya itu adalah anggapan yang kurang tepat, karena sebenarnya tidak ada standar untuk penggunaan istilah 5D ini, maka dari itu beberapa perusahaan berusaha membuat 'branding' 5D sesuai dengan terminologi masing-masing perusahan. Tentunya ini akan sangat membingungkan bagi masyarakat umum, kan?
0 komentar:
Posting Komentar